Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Ketahanan Pangan, Lingkungan, dan Keberlanjutan Pertanian di Kabupaten Sleman

  • Indriana Diani Putri Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, Indonesia
  • Rochmat Martanto Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, Indonesia
  • Rohmat Junarto Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, Indonesia
Keywords: Alih fungsi lahan, Ketahanan pangan, Lahan pertanian

Abstract

Land conversion in Sleman Regency is on the rise, driven by population growth, economic development, and urbanization, posing risks to food security, farmer welfare, and environmental sustainability. This study seeks to assess the effects of land conversion and effective management strategies to ensure sustainable food security. The employed methods consist of image interpretation, observation, interviews, and document analysis, complemented by quantitative analysis to assess changes in land area and distribution patterns of land conversion. The research findings indicate that land conversion in Sleman exhibits a clustered pattern, leading to a decrease in agricultural land area. This reduction impacts food security, environmental quality, and biodiversity while simultaneously increasing land value and the cost of living. Food security zoning has been categorized into three distinct types: convertible land zones, characterized by low food security, located in Depok, Ngaglik, and Mlati; buffer land zones found in Godean, Ngemplak, and Berbah; and land designated for sustainable agriculture, situated in Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Prambanan, Seyegan, Minggir, and Moyudan. Strategies for controlling land conversion encompass spatial planning regulations, LP2B protection, cross-sector collaboration, community participation, and regular monitoring and evaluation by pertinent agencies. Land conversion adversely affects food security and environmental conditions in Sleman. Effective control strategies are essential for achieving a balance among development, environmental sustainability, and community welfare.

Alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman meningkat akibat pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan urbanisasi, yang mengancam ketahanan pangan, kesejahteraan petani, serta keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan dan strategi pengendalian yang tepat untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan. Metode yang digunakan meliputi interpretasi citra, observasi, wawancara, dan studi dokumen, dengan analisis kuantitatif untuk mengukur perubahan luas lahan dan pola persebaran alih fungsi lahan. Hasil penelitian menunjukkan alih fungsi lahan di Sleman berpola mengelompok, mengakibatkan pengurangan luas lahan pertanian yang mempengaruhi ketahanan pangan, kualitas lingkungan, keanekaragaman hayati, serta peningkatan nilai tanah dan biaya hidup. Zonasi ketahanan pangan diidentifikasi menjadi tiga: Zona Convertible Land (ketahanan pangan rendah) di Depok, Ngaglik, dan Mlati; Zona Buffer Land di Godean, Ngemplak, dan Berbah; serta Zona Land For Sustainable (pertanian berkelanjutan) di Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Prambanan, Seyegan, Minggir, dan Moyudan. Strategi pengendalian alih fungsi lahan meliputi peraturan tata ruang, perlindungan LP2B, kolaborasi lintas sektor, partisipasi masyarakat, serta pengawasan dan evaluasi rutin oleh instansi terkait. Alih fungsi lahan berdampak negatif pada ketahanan pangan dan lingkungan di Sleman. Diperlukan strategi pengendalian yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

References

Afandi, M. N. (2011). Analisis Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Pertanahan Pangan di Jawa Barat. Jurnal Ilmu Administrasi, 8(2), 232–242. https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/viewFile/287/262

Asmara, R., & Purbokusumo, Y. (2022). Pilihan Instrumen Kebijakan Penataan Ruang Untuk Manajemen Sumber Daya Tanah Pertanian (Sawah) di Kabupaten Sleman. Widya Bhumi, 2(2), 88–103. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/wb.v2i2.40

Astuti, F. A., & Lukito, H. (2020). Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Keamanan dan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman. Jurnal Geografi?: Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 17(1), 1–6. https://doi.org/10.15294/jg.v17i1.21327

Ayunita, K. T., Putu Widiati, I. A., & Sutama, I. N. (2021). Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Jurnal Konstruksi Hukum, 2(1), 160-164. https://doi.org/10.22225/jkh.2.1.2987.160-164

Butomo, I. K., Waluyati, L. R., & Astuti, A. (2020). Laju Pertumbuhan Lahan Sawah Di Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmiah Agritas, 4(1), 30–38. https://202.162.35.16/index.php/agritas/article/view/14387?articlesBySameAuthorPage=3

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran (A. F. & R. K. P. (Penerjemah), Ed.; Keempat). Pustaka Pelajar.

Dhartaredjasa, I. (2013). Analisis Citra Satelit Multitemporal Untuk Kajian Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Sidoarjo Tahun 1994-2012. Jurnal Bumi Indonesia, 164–173. https://media.neliti.com/media/publications/77837-ID-analisis-citra-satelit-multitemporal-unt.pdf

Firianti, W. R. (2020). Implementasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non- Pertanian di Sleman berdasarkan Perspektif Institusionalis. Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 13(1), 44–57. https://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/view/8343/5990

Hidayat, I., Nasution, S., & Candra, F. (2021). Analisis Pola Sebaran Lahan Perkebunan di Kecamatan Bungaraya Menggunakan Pendekatan Metode Average Nearest Neighbor. Jurnal Teknik Informatika, 8(1), 1–8. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2193608

Ikhwanto, A. (2019). Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non Pertanian. Jurnal Hukum dan Kenotariatan, 3(1), 1-19. https://doi.org/10.33474/hukeno.v3i1.1919

Junarto, R., Djurdjani, Permadi, F. B., & Ferdiansyah, D. (2020). Pemanfaatan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle ( UAV ) Untuk Pemetaan Kadaster. Bhumi, Jurnal Agraria dan Pertanahan, 6(1), 105–118. https://doi.org/10.31292/jb.v6i1.428

Junarto, R., & Djurjani. (2020). Pemetaan Objek Reforma Agraria dalam Kawasan Hutan (Studi Kasus di Kabupaten Banyuasin). Bhumi, Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 6(2), 219–235. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/bhumi.v6i2.443

Martanto, R. (2019). Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras di Kabupaten Sukoharjo. STPN Press: Yogyakarta

Martanto, R., & Andriani, V. (2021). Arahan Penggunaan Lahan. Prosiding Prosiding Forum Ilmiah Tahunan (FIT)-Ikatan Surveyor Indonesia (ISI), 1, 187–193. http://proceedings.undip.ac.id/index.php/isiundip2021/article/view/643

Mulyaqin, T., Kardiyono, K., Hidayah, I., Ramadhani, F., & Yusron, M. (2022). Deteksi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah Menggunakan Sentinel-2 dan Google Earth Engine di Kota Serang, Provinsi Banten. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(2), 226–236. https://doi.org/10.18343/jipi.27.2.226

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: pendekatan kualitatif dan kuantitatif, Edisi 7 (Penerjemah: Edina T. Sofia). Jakarta: PT. Indeks Jakarta.

Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Sleman Barat Tahun 2021-2041.

Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Sleman Timur Tahun 2021-2041.

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman 2021-2041.

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B).

Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN RI Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Peraturan Pemerintah Momor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan.

Prabowo, R., Bambang, A. N., & Sudarno. (2020). Pertumbuhan Penduduk dan Alih Fungsi Lahan Pertanian. Mediagro: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 16(2), 1-13. https://doi.org/10.31942/mediagro.v16i2.3755

Prasada, I. M. Y., & Rosa, T. A. (2018). Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Ketahanan Pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 14(3), 210. https://doi.org/10.20956/jsep.v14i3.4805

Prihatin, R. B. (2015). Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan (Studi Kasus Di Kota Bandung Dan Yogyakarta). Jurnal Aspirasi, 6(2), 105–118. https://doi.org/10.22212/aspirasi.v6i2.507

Sapti, M. (2019). Hubungan Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Dengan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia, 53(9), 1689–1699. https://media.neliti.com/media/publications/222934-hubungan-alih-fungsi-lahan-pertanian-saw.pdf

Sari, R., & Yuliani, E. (2022). Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan. Jurnal Kajian Ruang, 1(2). https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20032

Sidik, H. (2021, October 26). KPPD Sleman tekan laju alih fungsi lahan. Https://Jogja.Antaranews.Com/, 1–2. https://jogja.antaranews.com/berita/343086/kppd-sleman-tekan-laju-alih-fungsi-lahan

Solihah, F. N. (2024). Dampak Urbanisasi pada Lahan Pertanian: Analisis Spasial di Kecamatan Godean dan Mlati Kabupaten Sleman. Widya Bhumi, 4(1), 55–69. https://doi.org/https://doi.org/10.31292/wb.v4i1.97

Sunartomo, A. F. (2015). Alih fungsi lahan pertanian dan kebutuhan pangan di kabupaten jember. 8(2), 47–58. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76739

Suryo, W. (2022). Alih Fungsi Lahan Marak, Sleman Rentan Krisis Pangan. https://rri.co.id/yogyakarta/sosial/pariwisata/1411771/alih-fungsi-lahan-marak-sleman-rentan-krisis-pangan

Wulansari, H. (2017). Uji Akurasi Klasifikasi Penggunaan Lahan dengan Menggunakan Metode Defuzzifikasi Maximum Likelihood Berbasis Citra Alos Avnir-2. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 3(1), 98. https://doi.org/10.31292/jb.v3i1.96

CROSSMARK
Published
2024-11-04
DIMENSIONS
How to Cite
Putri, I. D., Martanto, R., & Junarto, R. (2024). Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Ketahanan Pangan, Lingkungan, dan Keberlanjutan Pertanian di Kabupaten Sleman. Widya Bhumi, 4(2), 192–211. https://doi.org/10.31292/wb.v4i2.108
Section
Articles