Optimalisasi Pajak Progresif sebagai Instrumen Penertiban Tanah Terlantar: Studi Komparatif dan Rekonseptualisasi Kebijakan Pertanahan di Indonesia
Abstract
Following the enactment of Law Number 5 of 1960 concerning Basic Agrarian Principles (UUPA), the unification of land law in Indonesia restored the authority over land to the state and the Indonesian people. However, land tenure inequality persists due to the widespread abandonment of land, while public demand for land as a means of livelihood continues to rise. This study aims to analyze the optimization of land use through a juridical approach based on Government Regulation Number 20 of 2021 concerning the Control of Abandoned Areas and Land, using a comparative study of similar policies in several other countries. The findings reveal that Indonesia’s mechanism for regulating abandoned land has yet to make optimal use of fiscal instruments. In fact, tools such as progressive taxation, incentives, and tax relief based on land value taxation have proven effective in reducing land abandonment in various countries. These fiscal mechanisms serve a dual function: as a regulatory instrument that deters land neglect through economic disincentives and as a budgetary instrument that generates funds for regional development. This study recommends integrating such fiscal mechanisms into the provisions of Government Regulation Number 20 of 2021 as a preventive measure before the implementation of sanctions such as the revocation of rights and state repossession.
Pascalahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), unifikasi hukum pertanahan telah mengembalikan penguasaan tanah kepada negara dan bangsa Indonesia. Namun, ketimpangan penguasaan tanah masih terjadi akibat banyaknya tanah yang ditelantarkan, sementara kebutuhan masyarakat akan tanah sebagai sumber penghidupan terus meningkat. Penelitian ini bertujuan menganalisis optimalisasi pemanfaatan lahan melalui pendekatan yuridis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar, dengan studi komparatif terhadap kebijakan serupa di beberapa negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme penertiban tanah telantar di Indonesia belum memanfaatkan instrumen fiskal secara optimal, padahal instrumen seperti pengenaan pajak progresif, pemberian insentif, dan relaksasi pajak berbasis Land Value Taxation telah terbukti efektif menekan penelantaran tanah di berbagai negara. Mekanisme pajak ini berfungsi ganda: sebagai instrumen regulerend yang memberikan efek jera bagi pemilik tanah, sekaligus sebagai instrumen budgeter yang menghimpun dana untuk pengembangan wilayah. Penelitian ini merekomendasikan integrasi mekanisme fiskal tersebut dengan ketentuan dalam PP Nomor 20 Tahun 2021 sebagai langkah preventif sebelum penerapan sanksi penghapusan hak dan penguasaan oleh negara.
References
Abd Hamid, M. N., Md Yunus, N., Berahim, N., Zainudin, A. Z., Mohd Ali, H., Najib, M., Razali, M., Mohd Yusoff, N. S., & Md Azmi, F. A. (2023). Taxation As An Alternative To Encourage Idle Land Development. Planning Malaysia, 21(27), 122-133. https://doi.org/10.21837/pm.v21i27.1289
Alzamil, N. (2019). The Economic Impact of Idle Land Tax on Land Prices in Riyadh City (Doctoral dissertation). Howard University. Economics
Apriani, R. N., & Inayati. (2020). Alternative Policy on Progressive Tax Rate on Idle Land in the Special Capital Territory of Jakarta. Public Administration Journal, 10(2), 127-137. https://doi.org/10.31289/jap.v10i2.3178
Aprilliani, R. A., Kristiani, V., & Novia, K. (2020). Ketimpangan Penguasaan Tanah oleh Korporasi dan Warga Masyarakat dalam Optik Politik Pertanahan Nasional. Binamulia Hukum, 9(1), 29-44. https://doi.org/10.37893/jbh.v9i1.360
Ardiwijaya, V. S., Sumardi, T. P., Suganda, E., & Temenggung, Y. A. (2015). Rejuvenating Idle Land to Sustainable Urban form: Case Study of Bandung Metropolitan Area, Indonesia. Procedia Environmental Sciences, 28, 176–184. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.proenv.2015.07.024
Ardiyanti, F., & Rahaju, T. (2019). Evaluasi Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Ngelom Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Journal Publika, 7(7), 1-6. https://doi.org/10.26740/publika.v7n7.p%25p
Chandra, R. (2024). Henry George (1839-1897). In Reflections on the Future of Capitalism: From Karl Marx to Amartya Sen. Springer International Publishing. 145-180. https://doi.org/10.1007/978-3-031-57595-2
Dye, R. F. (2000). The effects of tax increment financing on economic development. Journal of Urban Economics, 47(2), 306-328. https://doi.org/10.1006/juec.1999.2149
Fahmi, C. (2020). The Dutch Colonial Economic’s Policy on Natives Land Property of Indonesia. PETITA: Kajian Ilmu Hukum Dan Syariah, 5(2). 105-120. https://doi.org/10.22373/petita.v5i2.99
Fathoni, M. Y., Sahruddin, & Dilaga, Z. A. (2022). Sistem Peralihan Hak Atas Tanah Sebelum dan Sesudah Berlakunya UUPA Ditinjau Dari Perspektif Abstract dan Causal System. Private Law Fakultas Hukum Universitas Mataram, 2(1). 1-12. https://doi.org/10.29303/prlw.v2i1.575
Fatihah, A. (2023). Kajian Hukum Penertiban Tanah Terlantar Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Tanah Terlantar. Jurnal Notarius, 2(1), 1-10. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/notarius/article/view/15887
George, H. (1916). Progres and Poverty, and Inquiry Into the Cause of Industrial Depressions and of Increase of Want With Increase of Wealth; the Remedy. Garden City, N.Y., Doubleday, Page & Company. Diakses melalui the Library of Congress, https://www.loc.gov/item/31033833/
Hutagalung, A. S., Kolkman, W. D., Verstappen, L. C. A., Nurlinda, I., Parwitasari, H., Qadariani, M., Sujadi, S., & Vonck, F. J. (2012). Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia (A. S. Hutagalung, L. C. A. Verstappen, W. D. Kolkman, & R. E. Bosko, Eds.). Denpasar, Bali: Pustaka Larasan.
Irawan, Y., & Junarto, R. (2022). Persepsi dan Minat Masyarakat Pesisir Terhadap Sertipikat Tanah. Widya Bhumi, 2(2), 104–122. https://doi.org/10.31292/wb.v2i2.44
Kurniasih, I. (2019). Tinjauan Yuridis Penelantaran Tanah di Provinsi Jawa Barat Dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. PEMULIAAN HUKUM, 2(2), 1-10. https://doi.org/10.30999/jph.v2i2.1014
Koppel, B., & Kim, D.-Y. (1994). Land policy problems in East Asia : toward new choices : a comparative study of Japan, Korea and Taiwan. East West Centre. The University of Michigan. http://hdl.handle.net/10125/26552
Lissner, W. (1957). Tax on Idle Land in Guatemala. American Journal of Economics and Sociology, 16(4). 431-432. https://doi.org/10.1111/j.1536-7150.1957.tb00208.x
Lora, V., & Mathon, B. (2021). Penelitian Formal Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan Final Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan. Jurnal Mercatoria, 14(1), 29-37. https://doi.org/10.31289/mercatoria.v14i1.4242
Mintz, S., & McNeil,S. (2018). Digital History of Henry George. Digital History. Diakses pada 13 Januari 2025 melalui https://www.digitalhistory.uh.edu/disp_textbook.cfm?smtID=2&psid=3122
Nurjannah, S. (2014). Undang-Undang Pokok Agraria (Uupa) sebagai Induk Landreform. Al-Daulah : Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 3(2), 193–205. https://doi.org/10.24252/ad.v3i2.1436
Pandoyo, A. (2018). Review Buku: Krisis demi Krisis di Indonesia: Melampaui Kegagalan dan Kemujuran. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 4(1).115-122. https://doi.org/ 10.31292/jb.v4i1.219
Panuntas, A. P., Nazar, M. R., & Zultilisna, D. (2018). Pengaruh Net Profit Margin, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2013-2016). eProceedings of Management, 5(1), 1-12. https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/6293
Prasetya, D. B. C., Mujiburohman, D. A., & Supama, Y. (2024). Dinamika Legalisasi Tanah Desa di Kabupaten Sleman, Yogyakarta: Pengaturan, Pelaksanaan, dan Implikasinya. Widya Bhumi, 4(2), 136–158. https://doi.org/10.31292/wb.v4i2.105
Qu, Y., Jiang, G., Li, Z., Shang, R., & Zhou, D. (2020). Understanding the multidimensional morphological characteristics of urban idle land: Stage, subject, and spatial heterogeneity. Cities: The International Journal of Urban Policy and Planning, 97(102492), 1-17. https://doi.org/10.1016/j.cities.2019.102492
Ramadhan, M. F. (2021). Idle Land Tax Sebagai Alternatif Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia (Tesis S1). Universitas Brawijaya. Malang
Sa’adah, F., Adjie, H., & Saleh, Moh. (2024). Hilangnya Hak Kepemilikan atas Tanah yang Terlantar (Analisis Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021). UNES LAW REVIEW, 6(2), 860-872. https://doi.org/10.31933/unesrev.v6i2.1686
Saputra, C. D. (2022). Strategi Pemanfaatan Lahan Tidak Produktif untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Thengkyang, 7(2), 29-95. http://jurnal.unisti.ac.id/thengkyang/article/view/247
Sarjita, Budhiawan, H., & Mujiburohman, D. A. (2013). Gugatan atas Penetapan Tanah Terlantar di Provinsi Banten. Diakses pada 13 Januari 2025 melalui http://repository.stpn.ac.id/243/1/2%20Gugatan%20atas%20Penetapan%20Tanah.pdf
Sibuea, H. Y. P. (2020). Efektifitas Pengaturan Penertiban Tanah Terlantar. Jurnal Kajian, 26(1), 91-103. https://doi.org/10.22212/kajian.v26i1.3911
Soedjono, B. (2000). Hukum Represif dan Sistem Produksi Hukum yang Tidak Demokratis. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 7(13), 157-169. https://doi.org/10.20885/iustum.vol7.iss13.art13
Song, X., Wen, M., Shen, Y., Feng, Q., Xiang, J., Zhang, W., Zhao, G., & Wu, Z. (2020). Urban vacant land in growing urbanization: An international review. Journal of Geographical Sciences, 30(4), 669–687. https://doi.org/10.1007/s11442-020-1749-0
Suhattanto, M. A. (2017). Membangun Administrasi Pertanahan Indonesia sebagai Sarana Pemerataan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat dengan Pendekatan Tepat Guna. Prosiding Seminar Nasional 3rd CGISE dan FIT ISI 2016: Problematika Pertanahan Dan Strategi Penyelesaiannya. Diakses pada 13 Januari 2025 melalui https://osf.io/qswj6/download
Utami, W., Artika, I. G. K., & Arisanto, A. (2018). Aplikasi Citra Satelit Penginderaan Jauh untuk Percepatan Identifikasi Tanah Terlantar. BHUMI : Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 4(1), 53-66. https://doi.org/10.31292/jb.v4i1.215
Walker, D. B. (2023). Reorienting Local Housing Development Trends Via Land Value Taxation: A Bottom-Up and Top-Down Quantitative Analysis. The University of Vermont and State Agricultural College.
Warman, K. (2018). Perkembangan Pengaturan Pertanahan : Catatan untuk Penyusunan RUU Pertanahan. Disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat Umum dalam Pembahasan RUU Pertanahan di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tanggal 19 Juli 2018, Jakarta. Diakses pada 13 Januari 2025 melalui https://berkas.dpr.go.id/akd/dokumen/RJ5-20190429-015718-5604.pdf
Warman, K., Nurdin, Z., Andora, H., & Feril, H. (2019). Laporan Hasil Penertiban Tanah Terlantar untuk Penyediaan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di Sumatera Barat. Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Yani, A. (2023). Legal Status of Wasteland and Government Control and Use of Wasteland. Interdisciplinary Social Studies, 2(12), 2665-2670. https://doi.org/10.55324/iss.v2i12.548
Yuwono. (2009). Tanah Terlantar, Menyalahi Fungsi Sosial Tanah. Jurnal Sosial Humaniora, 2(1), 29-39. https://doi.org/10.12962/j24433527.v2i1.669
Copyright (c) 2025 Andi Renald, Muhammad Riyan Kachfi Boer

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.